Malang, sebuah kota di Jawa Timur, tak hanya dikenal dengan apel dan udaranya yang sejuk, tetapi juga dengan kekayaan budayanya. Salah satu kesenian tradisional yang paling ikonik dan penuh misteri adalah Jaran Kepang. Pertunjukan ini menawarkan sensasi magis dan mistis yang memukau penonton, membawa mereka ke dalam dimensi budaya yang mendalam.
Jaran Kepang atau yang sering disebut Ebeg, adalah tarian kuda lumping yang dimainkan oleh sekelompok penari dengan properti kuda tiruan yang terbuat dari anyaman bambu. Gerakan tariannya energik dan diiringi musik gamelan yang khas, menciptakan atmosfer yang meriah sekaligus penuh daya tarik spiritual.
Yang membuat Jaran Kepang begitu istimewa adalah unsur mistis di dalamnya. Pada puncak pertunjukan, beberapa penari seringkali mengalami trance atau kesurupan. Dalam kondisi ini, mereka bisa melakukan hal-hal di luar nalar, seperti memakan pecahan kaca atau benda tajam lainnya tanpa terluka, menambah ketegangan dan kekaguman penonton.
Fenomena kesurupan ini diyakini sebagai manifestasi masuknya roh-roh leluhur atau kekuatan gaib yang menyatu dengan penari. Para pawang atau penjihat (pemimpin ritual) berperan penting dalam mengendalikan jalannya trance dan memastikan keselamatan para penari. Ini adalah bagian integral dari daya tarik seni ini.
Meskipun terlihat menyeramkan bagi sebagian orang, unsur mistis dalam Jaran Kepang adalah bagian tak terpisahkan dari nilai-nilai spiritual masyarakat Jawa. Ini adalah cara mereka berinteraksi dengan dunia gaib, memohon perlindungan, atau menyampaikan rasa syukur kepada leluhur.
Di Malang, Jaran Kepang bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga warisan budaya yang dijaga dengan erat. Banyak sanggar dan kelompok seni yang aktif melestarikan kesenian ini, mewariskan gerak tari, iringan musik, dan ritualnya kepada generasi muda agar tak lekang oleh waktu.
Para wisatawan yang berkunjung ke Malang seringkali berburu pertunjukan Jaran Kepang untuk merasakan langsung sensasi magisnya. Pengalaman menonton tarian ini sungguh unik dan tak terlupakan, menawarkan perspektif baru tentang kekayaan spiritual dan budaya Indonesia.
Upaya pelestarian kesenian ini tidak hanya datang dari masyarakat, tetapi juga dukungan pemerintah daerah. Festival budaya dan pelatihan rutin diselenggarakan untuk memastikan bahwa Jaran Kepang terus hidup dan berkembang, menjadi daya tarik wisata sekaligus identitas budaya Malang.