Jejak Sejarah di Kota Dingin: Candi Singosari, Museum Angkut, dan Kisah Malang
Malang, kota yang terkenal dengan udaranya yang sejuk dan perkebunan apelnya, menyimpan lebih dari sekadar keindahan alam. Di balik kesejukannya, tersimpan banyak jejak sejarah yang menarik, dari peninggalan kerajaan kuno hingga saksi bisu perjuangan modern. Menggali masa lalu Malang adalah sebuah perjalanan yang kaya akan cerita, menawarkan perspektif unik tentang peradaban dan perkembangan kota ini.
Salah satu jejak sejarah paling menonjol di Malang adalah Candi Singosari. Berlokasi di Kecamatan Singosari, candi ini merupakan peninggalan Kerajaan Singasari yang didirikan oleh Ken Arok pada abad ke-13. Meskipun tidak sepenuhnya utuh, kompleks candi ini, terutama area arca Dwarapala raksasa yang menjaga pintu masuk, memberikan gambaran megah tentang kejayaan kerajaan Hindu-Buddha di masa lampau. Candi ini juga diyakini sebagai tempat pendharmaan Raja Kertanegara, raja terakhir Singasari yang ambisius. Para arkeolog dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur, yang melakukan restorasi pada 15 Oktober 2024, mengkonfirmasi bahwa bagian-bagian tertentu dari candi masih menyimpan pahatan asli yang sangat detail, menunjukkan keahlian seni pahat pada masanya.
Bergerak dari masa lampau ke era yang lebih modern, Museum Angkut di Batu, Malang, menawarkan jejak sejarah transportasi yang memukau. Berbeda dari museum tradisional, Museum Angkut menyajikan koleksi kendaraan dari berbagai zaman dan negara dengan tata letak yang artistik dan tematik. Pengunjung dapat melihat replika mobil-mobil klasik Eropa, kereta kuda kuno, hingga kendaraan khas Indonesia seperti becak dan gerobak. Museum ini tidak hanya memamerkan kendaraan, tetapi juga merekonstruksi suasana kota-kota di dunia dengan latar belakang yang detail, seolah membawa pengunjung melintasi waktu dan ruang. Pada sebuah wawancara dengan media lokal pada 8 November 2024, Bapak Rahmat Hidayat, kurator Museum Angkut, menjelaskan bahwa tujuan museum ini adalah “untuk mengedukasi masyarakat tentang evolusi transportasi dengan cara yang menyenangkan dan interaktif.”
Selain Candi Singosari dan Museum Angkut, kisah Malang sendiri kaya akan narasi sejarah. Kota ini menjadi saksi berbagai peristiwa penting, mulai dari masa kolonial Belanda, perjuangan kemerdekaan, hingga perkembangan sebagai pusat pendidikan dan pariwisata. Bangunan-bangunan tua di kawasan Ijen Boulevard dengan arsitektur Indische, seperti Gereja Ijen atau rumah-rumah dinas peninggalan Belanda, adalah saksi bisu periode ini. Alun-Alun Tugu Malang, dengan monumen kemerdekaannya, menjadi pusat peringatan hari-hari bersejarah seperti Hari Kemerdekaan setiap 17 Agustus. Pada perayaan Hari Pahlawan 10 November 2025 mendatang, Pemerintah Kota Malang berencana mengadakan berbagai acara peringatan di sekitar Alun-Alun Tugu, menegaskan kembali peran kota ini dalam sejarah perjuangan bangsa.
Malang adalah kota yang terus hidup dengan sejarahnya, di mana masa lalu dan masa kini berpadu harmonis. Mengunjungi kota ini adalah kesempatan untuk tidak hanya menikmati keindahan alam dan kesejukannya, tetapi juga untuk menyelami lapisan-lapisan sejarah yang membentuk identitasnya. Dari candi-candi kuno hingga koleksi kendaraan yang mengagumkan, setiap sudut Malang menawarkan pelajaran dan cerita yang menunggu untuk digali.